Persahabatan antara Chandra,meylia,dan
tika. Mereka berteman sangat akrab sejak duduk di SMP kelas 7 hingga kelas 9.
Mereka selalu solid dan kompak satu sama lain, baik di dalam sekolah maupun di
luar sekolah. Mengerjakan tugas sekolah mereka selalu bersama,
Kegaduhan di dalam ruang kelas merupakan
hal yang lumrah terjadi di waktu istirahat. Chandra, meylia, dan Tika sedang
berbincang-bincang tentang pembuktian kekompakan dan solidaritas dari
persahabatan ketiga orang ini,
“Meylia, kita kan sudah 3 tahun disekolah ini, 3 tahun kita
menjalin persahabatan, gimana kalau hari ini kita semua potong boop untuk
membuktikan kekompakan persahabatan kita ? ” kata Tika
“aku sih terserah “ jawab Meylia dengan
tenang
“namun, gimana dengan Chandra kita gak tau dia mau apa gak” sahut
Meylia dengan cemas
“ya harus mau kita sahabat ya harus mau”
sahut Tika dengan tegas
Tiba-tiba Chandra jalan menuju ke tempat
dua orang sahabatnya yang sedang berbincang-bincang.
“hai guys, ada apa ini kok serius amat
bicaranya” Tanya Chandra
“ begini guys, kita berdua sepakat untuk
memotong boop rambut kita untuk bukti kekompakan kita” jawab gigih
“ apa …?”kaget chandra
Chandra terkejut mendengar kesepakatan dari
kedua temannya itu. Ia dengan cepat mengambil handphone untuk meminta
persetujuan dari pacarnya, Meylia mendekati Chandra seraya tak percaya.
“ Chandra, kamu kenapa Cuma potong boop aja
kok, kita harus berani dong, dan membuktikan kekompakan kita”
Chandra diam sejenak menunggu persetujuan
dari pacarnya, dan mengacuhkan yang dikatakan oleh Meylia . Tiba-tiba, ia
menerima jawaban dari pacarnya yang menyatakan tidak persetujuan . Sebuah
dilema yang diterima Chandra antara lebih memilih sahabatnya atau pacarnya.
“ aku gak bisa”
“ alasannya kenapa ? sahut Tika
“ kamu gak ngerasain di posisi ku, ini
pilihan yang sulit antara lebih memilih pacar dan sahabat” Tika tak bisa
mengendalikan emosi
“semua keputusan di tangan mu Chandra,
kalau kamu gak potong kita gak sahabat lagi dan saya gak mau bicara lagi dengan
mu” sahut Tika sambil meninggalkan Chandra.
Bel berbunyi, kegaduhan itu sekejab lenyap
ketika guru matematika memberi ulangan dadakan, semua siswa tamapk gelisah.
Namun dari 25 siswa di kelas itu yang paling gelisah dan ditambah dengan
tekanan batin adalah Chandra,dari 8 soal yang diberikan guru hanya 1 soal yang
dia jawab sampai ulangan selesai.
Sepulang sekolah Meylia, dan Tika mengajak
Chandra untuk ikut potong boop. Dengan perasaan binggung, Chandra akhirnya mau
ikut ke salon.Meylia mendekati Chandra.
“ ayo gak usah ragu dan cemberut kaya gitu dong”
Sesampainya di tempat tujuan mereka, Tika,
Chandra, dan Meylia berjalan dengan percaya dirinya, namun rasa percaya diri
itu tidak menghinggapi Chandra yang terbayang dipikirannya saat itu adalah
memilih potong atau tidak.
Seperempat jam kemudian,
Tika,Chandra,Meylia selesai memotong rambutnya hingga seperti film kartun betty
boop. Chandra semakin gugup dengan model rambut yang begitu. Dia tertawa
terbahak-bahak sampai sampai dia tak sadar itu giliranya untuk dipotong
juga.Tika dan Meylia mendekati Chandra menariknya untuk potong
“ Chandra, sekarang giliranmu, ayo cepetan
potong, nih rambut ku sudah begini, jangan langgar kesepakaton dong, aku gak
mau kalo kamu begitu lho dra “
“ hahaha tik, aku gak bisa bayangin kalo
aku dipotong seperti itu” sahut Chandra sambil tertawa terbahak-bahak
Meylia yang sedang tonic menyela
pembicaraan Tika dan Chandra “ Chandra
ingat kalo kamu gak potong, kami semua gak mau bicara lagi dengan mu…!”
“ aku juga tahu itu Tik, tapi ini keputusan
yang sulit, di salah satu sisi aku harus potong, di sisi yang lain aku gak
boleh potong” sahut Chandra
Tika mendekati Chandra dengan perasaan emosi namun masih tetap
terkendali
“ siapa yang gak bolehin kamu potong ?
pacarmu,dra..dra, jadi perempuan itu jangan mau di atur-atur sama laki-laki.
Nih seperti aku saya punya pacar tapi fine fine aja kok “
“ aku besok aja Tika, setelah nonton film
sama pacar aku dulu, aku pasti potong kok” ujar Chandra sambil tertekan oleh
perasaan bingung
“ oke Dra kalo caramu begitu, saat keluar
dari salon ini aku gak kenal dan gak mau ngomong lagi sama kamu…!” gertak Tika
Keesokan harinya menjadi bahan tertawaan di
kelas semua mata tertuju hanya pada ketiga objek. Sesuai dengan konsekuensi
dari kesepakatan .Chandra tidak di temani dan tidak bicara lagi. Dia diajak
duduk menyendiri di bangku paling belakang. Rasa acuh tak acuh mulai muncul
dari Chandra terhadap 2 temannya itu.
Setelah
5 hari Chandra tidak di ajak bicara lagi
oleh kedua sahabatnya itu,Maylia dan Tika merasa bersalah karena membuat
sahabat-sahabatnya kecewa.Maylia dan Tika berniat meminta maaf kepada
sahabatnya sepulang sekolah dan berniat mentraktir sahabatnya makan di kantin
sepuasnya, karena dia merasa meminta maaf adalah jalan satu-satunya untuk
memperbaiki ikatan batin yang telah mereka rajut selama 3 tahun selama di SMP.
Bel pulang pun berbunyi, Tika
dan Chandra bersiap menunggu sahabatnya keluar dari pintu kelas. Dengan perasaan
gugup dan rasa bersalah, Tika melontarkan kata-kata maaf untuk sahabatnya yang
tepat di depan matanya sendiri.
“Chandra Aku dan Maylia ingin minta maaf atas kesalahanku yang aku perbuat
kepadamu, yang membuat kamu kecewa, aku sadar ini pilihan yang sulit tapi aku
takan lagi membuat kamu kecewa, apa yang aku harus lakukan untuk menebus
kesalahanku terhadap kalian”
“ sekarang gini aja aku mau maafkan kamu dan Maylia, tapi ada syaratnya yaitu tanding berenang dengan batas waktu
yang ditentukan ? ujar Chandra.
“ ok gak apa, Aku dan Maylia siap sekalipun aku dan Tika tidak bisa
berenang. Tetapi aku akan mengikuti kemauan mu,jika ada resiko itu gamasalah
asalkan kesalahanku bisa di maafkan.”ujar Tika dan Maylia
Pagi yang sepi di sebuah kolam renang, meraka sudah bersiap ingin
berlomba waktu yang ditentukan 15 menit lamanya, detik-detik yang mendebarkan
bagi Tika dan Maylia. Dia sudah tak peduli terhadap apapun yang terjadi pada
tubuhnya yang dia cari adalah permintaan maafnya diterima oleh sahabatnya,
namun di sisi lain ternyata ini merupakan kejutan bagi Tika dan Maylia, karena
pertandingan itu dibuat hanya palsu untuk mengelabui kedua orang tersebut. Saat
pertandingan dimulai .“ guys, aku sudah maafkan kalian sebelum kalian mengucapkan maaf kepada
ku.” ujar Chandra“terima kasih sahabat, kalian memang sahabat yang tak ternilai harga. Ynyauk
kita mampir ke café kalian kan udah aku buat menjadi deg-degan, aku traktir kok
tenang aja“ jawab Chandra dengan gembira “berangkat….!” Sahut bersama
Dan akhirnya, Ketiga orang ini
menjadi sahabat lagi, cerita persahabatan mereka tak dapat dipisahkan oleh rambut boop dan pacena persahatan lebih
bernilai harganya jika dibandng emas ataupun uang. Persahabatan sejati takkan
ditelan oleh hiruk pikuknya fantasi duniawi.
Karya : Fitri Kurniasih