“Kriing…Kriing…Kriing…”
Jam beker merah jambu ku begetar, waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam
pagi. Aku langsung bergegas mandi dan turun ke lantai bawah dengan gembiranya.
Ya, namaku Elena. Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah baru. Aku
berharap dengan situasi yang baru ini bisa menjadi pengalaman indah bagiku.
“Pagi
mah, pagi kak..” sapa ku di pagi ini sambil mengambil sepotong roti dari meja
makan.
“Pagi
anakku sayang.” ujar mamahku. “Bagaimana? Apa kamu sudah siap untuk memulai
sekolah baru hari ini?”
“Tentunya,
mah!” jawabku dengan semangat sambil mengoleskan selai ke dalam roti.
“Kalau
sudah siap, mungkin kita bisa berangkat sekarang. Karena jam kuliah kakak akan
dimulai agak pagi hari ini.” Kata Kak Nando, satu-satunya saudara kandung yang
kumiliki.
“Baiklah
kalau begitu. El berangkat sekolah dulu ya, mah.” Ucapku sambil mencium kedua
tangan sang mamah.
“Hati-hati
di jalan ya, nak.” Kata mamah sambil tersenyum.
Sesampainya
di sekolah…
“Oya,
kamu pulang jam berapa hari ini?” Perlu kakak jemput atau tidak?” Tanya Kak
Nando.
“Aku
kurang tahu kak. Nanti aku kabari lagi ya.” Jawabku.
“Yasudah.
Baik-baik ya di sekolah, jangan nakal!” kata Kak Nando.
“Oke
kak, sampai ketemu nanti.” Seru ku sambil membuka pintu mobil dan bergegas
keluar menuju ruang kelas. Aku benar-benar sudah tak sabar lagi ingin memulai
pelajaran dengan suasanya kelas yang baru, dan juga teman-teman yang baru.
“Teng…Teng…Teng…”
Bel masuk sekolah berbunyi, jam tanganku sudah menunjukkan pukul setengah
delapan pagi. Aku pun langsung bergegas ke dalam kelas yang bertuliskan “EXC
IPA 1” dengan papan di atasnya. Kelas ini adalah kelas dimana aku ditempatkan.
Aku mengambil tempat duduk di paling pojok kelas, karena aku rasa hanya itulah
satu-satunya tempat duduk yang tersedia.
“Hei!
Kamu anak baru ya?” Kenalkan, namaku Stevie. Kamu?” Tanya seorang wanita cantik
yang tinggi semampai dengan senyum ramahnya.
“Hei
Stevie! Namaku Elena, biasa dipanggil El.” Jawabku dengan senyum yang lebar.
“Nama
kamu bagus…” ketika Stevie ingin melanjutkan pembicaraannya, tiba-tiba ada
seorang guru masuk ke dalam kelas. Lantas, seluruh murid-murid di dalam kelasku
langsung kembali ke tempat duduk mereka.
“Selamat
pagi anak-anak.” Sambut guru perempuan
itu yang langsung duduk di tempat duduknya.
“Selamat
pagi, bu.” Ucap teman-teman sekelasku, dan aku pun juga mengikuti mereka.
“Sebelum
ibu memulai pelajaran, ibu ingin memperkenalkan anak baru di kelas ini.
Silahkan untuk maju ke depan.” Ucap ibu guru tersebut. Aku pun segera berjalan
ke depan kelas.
“Selamat
pagi teman-teman semua. Namaku Elena Eshal. Kalian bisa memanggilku El. Umurku
17 tahun. Senang rasanya bisa bertemu kalian.” Seruku kepada semua teman-teman
di kelas. Aku benar-benar merasa gugup, berkeringat dingin, dan hampir mati
gaya.
“Baiklah,
Elena. Silahkan kembali ke tempat.” Ujar guru itu yang nada bicaranya sedikit
tegas. Dan setelah itu, kamu semua memulai pelajaran. Ternyata, guru ini
mengajarkan mata pelajaran kesukaanku, yaitu Biologi. Tema yang diajarkan sama,
tetapi pembawaannya sedikit berbeda. Dia memang tegas, serius, dan tidak suka
lelucon. Tetapi, ini mungkin karena aku baru mengenalnya.
“Teng…Teng…Teng…”
Bel berbunyi lagi setelah 2 jam berlalu. Kali ini bel menandakan waktunya
istirahat. Ketika aku sedang mencari dompetku di dalam tas, aku tidak
menemukannya. Tentu! Aku pun panik.
“El,
kita ke kantin yuk!” ajak Stevie yang tiba-tiba datang menghampiriku.
“Aku
sih mau saja, tapi sepertinya dompetku tertinggal di rumah.” Ujarku dengan muka
yang benar-benar memelas.
“Sudah,
tidak usah khawatir.” Seru Stevie sambil menarik kedua tanganku. Dia
benar-benar terlihat sudah lapar. Sedangkan aku tidak tahu apa yang harus aku
lakukan karena dompetku tertinggal. Tapi di sisi lain, aku merasa penasaran
dengan keadaan kantin di sekolah baru ini.
Sesampainya
di kantin, begitu banyak murid-murid disana. Aku dan Stevie merasa beruntung,
karena masih ada dua bangku yang tersisa.
“Ummm
Stevie, aku rasa aku harus tunggu disini. Agar tempat kita tidak ditempati
orang lain.”
“Oke!
Tunggu disini sebentar ya!” ucap Stevie. Tidak perlu menunggu 10 menit, dia pun
sudah datang kembali.
“Hei!
Ini makanan untukmu.” Seru Stevie kepadaku, sambil memberikan satu potong
sandwich dan satu susu coklat dingin untukku.
“Terima
kasih banyak, ya!” Aku jadi berhutang sama kamu, tidak enak hati juga.” Ucapku
dengan senyuman.
“Sudah,
tidak perlu khawatir. Aku senang bisa membantu orang yang sedag membutuhkan
pertolongan seperti kamu. Sekarang dimakan ya sandwichnya, dijamin enak kok.
Hehe..” Ujar Stevie sambil meminum susu coklat miliknya. Tidak pernah aku
bayangkan sebelumnya, bahwa aku akan menemukan seorang teman sebaik dirinya.
Hal pertama yang terbentang di dalam pikiranku adalah ketika menjadi seorang
murid baru, aku akan memiliki banyak musuh dan tidak ada orang yang ingin
berteman denganku. Tetapi, setelah aku mengenal Stevie, aku pun tidak akan
pernah mau memiliki pikiran negative tentangnya. Aku mempercayai dia dengan
sepenuh hati, dan aku pun tidak akan ragu untuk menjadikannya seorang SAHABAT.
Karya : Fauziatunisah
Karya : Fauziatunisah
1 komentar:
Kaya gua tuh selalu baik sama temen