Namaku
Sunny, artinya riang, gembira itulah sifatku. Tapi itu dulu, sebelum dia pergi
meninggalkanku. Sejak saat itu , sifatku berubah menjadi pendiam, pemurung,
bahkan cuek. Dia yang membuatku menjadi seperti ini, dia yang mengubahku
menjadi begini. Aku rindu akan diriku dulu, aku teringat akan kejadian waktu
kita pertama kali bertemu. Bukkk "Aduh , kalo jalan liat-liat dong"
teriak seorang laki-laki berubuh tinggi dan berisi. "Maaf-maaf aku harus
buru-buru" kataku ke laki-laki itu. "Tapi baju gue basah nih, minuman
gue tumpah!"
kesalnya. "yaudah kamu tunggu disini 10 menit aja. Nanti aku balik lagi." balasku. "ya ngga bisa gitu dong baju gue basahnya sekarang bukan nanti!" katanya. "ok , maaf. Tapi aku harus buru-buru" aku langsung pergi meninggalkannya, karena aku harus memberikan titipan ini ke kakaku yang sudah menunggu lama di taman. "Kenapa lama banget sih? Nanti pacar kakak keburu dateng!" omelnya kepadaku. "Ih tadi macet tau kak! masih mending kadonya dianterin" kataku, "iya iya makasih yah sunny kuu" katanya sambil memeluk diriku, "yaudah sana pulang kakak mau pacaran dulu hehehe" usirnya sambil bercanda. "Yee udah di anterin malah ngusir, lalu aku pergi sambil membeli minuman karna lelah sekali.
kesalnya. "yaudah kamu tunggu disini 10 menit aja. Nanti aku balik lagi." balasku. "ya ngga bisa gitu dong baju gue basahnya sekarang bukan nanti!" katanya. "ok , maaf. Tapi aku harus buru-buru" aku langsung pergi meninggalkannya, karena aku harus memberikan titipan ini ke kakaku yang sudah menunggu lama di taman. "Kenapa lama banget sih? Nanti pacar kakak keburu dateng!" omelnya kepadaku. "Ih tadi macet tau kak! masih mending kadonya dianterin" kataku, "iya iya makasih yah sunny kuu" katanya sambil memeluk diriku, "yaudah sana pulang kakak mau pacaran dulu hehehe" usirnya sambil bercanda. "Yee udah di anterin malah ngusir, lalu aku pergi sambil membeli minuman karna lelah sekali.
Tiba-tiba
aku teringat dengan laki-laki yang tadi aku tabrak, lalu aku pun langsung
membeli minuman satu lagi untuknya dan bergegas mencari dia di tempat aku
menabraknya. Dari kejauhan terlihat dia sedang membersihkan bajunya yang basah,
aku segera mendekatinya. "Hai!" sapaku pada dirinya. Dia langsung
melihat ku dengan wajah sinisnya. "Mau ngapain lagi? mau basahin baju gue
lagi?" tanyanya. "Ih, maaf tadi enggak sengaja tau! nih minuman nya
aku ganti" kataku sambil tersenyum lebar dan memberikan minuman itu
kepadanya. "Gak usah, makasih. Gue bisa beli sendiri kok!" katanya
dengan sini kepadaku. "Tapi ini sebagai permintaan maafku. Terima
yaa" kataku dan masih tersenyum lebar kepadanya. "Gak usah,
makasih" katanya. "Kok enggak mau sih? ambil dong, aku enggak enak
nih sama kamu" aku terus memaksanya. "Ok, sebagai permintaan maaf gue
terima" akhirnya dia luluh juga dan menerima minuman itu. "Hmm,
bajunya mau aku bersihin juga?" kataku. "Hahaha mau modus yah
lo?" goda nya kepadaku. "Ih siapa yang mau modus? orang cuma nanya
mau dibersihin apa enggak" kataku dengan wajah yang polos. "Enggak
usah, lagian udah bersih kok" kata dia sambil tersenyum kepadaku.
"Ternyata dia tampan juga yah kalo sambil tersenyum gitu" kataku
dalam hati. "Hmm, kalo gitu aku pergi dulu yah, sekali lagi maaf" kataku.
"Hei, tunggu!" dia memberhentikan langkahku. "Keanapa?"
tanyaku kepadanya. "Hmm, kalo boleh tau nama lo siapa?" tanya dia. Oh
Tuhan kenapa aku jadi deg-degan kayak gini. "Aku Sunny" sambil
tersenyum kepadanya. "Gue Rama" dia berkata sambil tersenyum kepadaku
dengan wajah tampannya. "Sampai bertemu di lain hari yaa" kata dia
lalu bergegas pergi. Aku masih diam terpaku, kapan aku bisa bertemu dia lagi.
Sudahlah, daripada berkhayal mending aku pulang.
Sesampainya
dirumah, aku segera mandi dan berhubung aku tidak ada tugas sekolah lalu aku
menghubungi Ellen, sahabatku. "Halo, ada apa sunny tumben nelfon
gue?" Ellen menjawab telfon dariku. "Elleeenn! gue mau cerita, masa
tadi ketemu cowok ganteng banget Len" Teriak ku di telfon kepadanya.
"Ketemu doang? kenalan gak tapi" katanya. "Kenalan dong, namanya
Rama. Duh cakep banget Len!! besok kan hari minggu temenin gue ke taman yuk,
siapa tau ketemu dia lagi" kataku kepadanya. " Yah gue gabisa besok
Sun. Lain kali aja yahh" katanya. "Yaudah tapi janji yah kapan-kapan
temenin ketemu dia?" kataku sambil berharap kepadanya. "Iya Sun janji
kok" katanya sambil menutup telfon dari ku.
Keesokan
harinya, aku berniat pergi ke taman untuk bertemu dia lagi. Tapi, aku tidak
melihatnya, mungkin dia enggak kesini lagi padahal aku sudah menunggunya dari
siang hingga sore. Lalu aku pulang dengan kecewa karna tidak bertemu dengannya.
Senin,
Selasa, Rabu , Kamis, dan Jum'at ku jalanin rutinitas ku di sekolah sebagai
murid kelas 2 SMA. Akhirnya besok hari Sabtu. Aku berencana untuk pergi ke
taman lagi, siapa tahu kali ini aku bertemu dia. Pagi ini aku berangkat ke
taman untuk olahraga sekaligus mencari Rama. Sudah 5 kali ku putari taman ini
tapi aku tetap tidak melihat tanda-tanda adanya Rama, lalu aku duduk di bangku
taman untuk beristirahat sejenak. "Mau minum gak?" tiba-tiba
seseorang menawariku minum dan ternyata itu Rama. "Rama? ngapain kamu
disini?" tanya ku sambil terkejut. "Ini kan taman umum, jadi boleh
dong gue olahraga disini?" tanya nya kepadaku. "Oh iya maaf lupa
hehehe" jawabku sambil tersenyum kepadanya. "Maaf mulu emang lebaran
apa?" candanya, aku tertawa mendengarnya. "Lo sering olahraga
disini?" tanya rama kepadaku. "Enggak terlalu kok, kalo enggak sibuk
ajasih" jawabku. "Kalo lo? sering olahraga disini?" tanyaku
balik kepadanya. " Enggak kok gue baru 2x olahraga disini, biasanya gue
nge-gym" katanya. "Ohh gitu" kataku. Lalu aku melihat jam dan
ternyata sudah pukul 10 pagi, aku haru bergegas kembali pulang kerumah.
"Hmm, gue pulang duluan yah udah jam 10 nih" kataku.
"Sebelumnya, gue boleh minta pin atau nomer lo gak Sun?" tanya dia
sambil tersenyum kepadaku. "Gue kasih pin aja yah nih" sambil ku
tunjukan pin bbm ku kepadanya. "Okedeh di accept yah" katanya.
"Iya, udah nih. Gue pulang dulu yah bye Rama" pamitku kepadanya.
Sudah
hampir 1 bulan semenjak dia meminta pin ku, kita semakin dekat dan sering
bertemu, bahkan Ellen juga sudah menepati janjinya untuk menemani ku bertemu
dengan Rama. Rama sangat perhatian kepada ku, dia selalu mengingatkan ku untuk
makan, mandi, sholat, bahkan belajar. Oh iya Rama adalah salah satu mahasiswa
di salah satu Perguruan Tinggi swasta di Jakarta. Hari ini Rama ingin
menjemputku disekolah. Bel sekolah telah berbunyi, lalu aku bergegas kedepan
gerbang sekolah, tetapi Rama belum datang. Tiba-tiba Ellen datang mengagetkanku
"Dor!". "Ellen! bikin kaget ajasih" aku memarahi Ellen.
"Yee,siapa suruh bengong gitu? nungguin siapa sih emang?" tanya Ellen
kepadaku. Aku hanya senyum-senyum saja kepada Ellen. "Oh, gue tau! lo lagi
nunggu Rama Rama itu yah?" tanya Ellen. "Hehehe iya" kataku.
"Ciieee ada yang mau jalan nih ciiee" ledek Ellen. Saat itu juga Rama
datang menggunakan motornya. "Nah, pangeran nya tuh dateng" ledek
Ellen. "iisshh, yaudah ah gue duluan yah bye Ellen" Pamitku dan
segera menemui Rama. "Udah lama nunggu nya?" tanya dia. "Nggak
kok baru juga keluar kelas" jawabku. "Yaudah yuk jalan" ajak
Rama. "Emang mau kemana sih?" tanyaku. "Ke KUA" canda rama
kepada ku. "Ih , masih SMA tau" aku mencubit lengan Rama. "Bercanda
kali neng, yaudah ikut aja sih" kata Rama sambil tertawa. Aku suka di saat
Rama bercanda, dia selalu membuatku tersenyum. Di perjalanan yang entah kemana
aku tidak tahu, tiba-tiba Rama bertanya kepada ku. "Sunny, aku mau nanya
sesuatu sama kamu?" tanya nya sedikit teriak kepada ku karna jalanan yang
ramai. "Mau nanya apa?" teriakku sambil menjawab pertanyaan nya.
"Lo mau gak jadi pacar gue?" teriaknya. Aku terkejut dan bertanya
pada diri sendiri di dalam hati, "aku gak salah dengerkan yah? dia bener
ngomong kayak gitu? akhirnya aku berteriak sambil bertanya kepada Rama.
"Apa? aku enggak denger Ram?" teriakku. "Lo mau enggak jadi
pacar gue?" dia kembali berteriak, dan aku pastikan aku tidak salah
dengar. "Coba ulangin Ram" aku berpura pura bertanya lagi kepadanya.
"Sun, gue serius nih" Rama berteriak, "yaudah ulangin sekali
lagi, Rama" aku menggodanya. "Sunny lo mau gak jadi pacar gue?"
teriakan Rama semakin kencang dan orang-orang di jalan memperhatikan kami.
"Harus di jawab sekarang ya?" aku sengaja mengulur waktu.
"Iyalah, Sun" jawab Rama. "Maaf Ram tapi gue enggak bisa"
kataku dengan nada berpura-pura sedih. "Kenapa enggak bisa Sun?"
tanya Rama dengan nada yang sedih kepadaku. "Iya gue gabisa buat bilang
enggak Ram" jawabku sambil tersenyum. "Apa Sun? gue enggak
denger" nadanya sedikit menggoda". "Gue mau jadi pacar lo
Rama!" teriaku sehingga orang-orang melihat kearah kami.
Sebulan,
dua bulan, tiga bulan, empat bulan, lima bulan, enam bulan, dan seterusnya kita
lalui bersama. Aku sangat bahagia bisa dekat dengan nya, dia sudah dekat dengan
kakak dan ibu ku. Dia sering main kerumahku saat libur, membantu ku mengerjakan
tugas sekolah. Bahkan dia menemani ku di hari pernikahan kakak ku. Dia tambah
terlihat tampan saat mengenakan setelan jas yang berwarna hitam, aku ingat itu.
Rama memang bukan orang yang romantis, tetapi selalu berhasil membuat ku
terkejut dengan berbagai macam kejutan yang diberikannya. Di hari jadi kami
yang ke-11 bulan Rama datang kerumah dengan menyakikan lagu yang romantis dan
membawa bunga serta bingkai yang berisi foto kita selama 11 bulan bersama.
Namun, semenjak saat itu Rama semakin sibuk, entah apa yang dilakukannya aku
tidak tahu. Dia jarang memberi kabar, dan itu membuat ku khawatir dengannya.
Dia berubah, dia bukanlah Rama yang aku kenal seperti biasa, bukan Rama yang ku
kenal dulu. Dan hari ini adalah tepat 1 tahun kami jadian, dia memintaku
menemuinya di taman tempat pertama kali kita bertemu.
Aku
duduk di bangku taman, menunggu nya. Aku sedikit merasa takut, sedih, senang,
dan semua menjadi satu. Tiba-tiba sebuket bunga mawar merah di hadapan ku. Rama
datang dari belakang mengejutkan ku. "Selamat hari jadi kita yang ke-1
tahun Sunny sayang" aku berdiri dan tersenyum kepadanya. "Selamat
hari jadi yang ke-1 tahun juga Rama, aku sayang kamu" ucapku sambil
tersenyum senang. Dia memberikan sebuket bunga mawar merah dan liontin
bertuliskan namanya "Rama" dan memakaikan nya di leherku.
"Makasih yah Ram" kataku. "Ada yang harus aku kasih tau ke kamu
Sun" kata Rama. Wajah Rama terlihat sedih, aku rasanya takut untuk
mendengar apa yang akan Rama katakan kepadaku. "Maaf kalau sebulan ini aku
berubah dan bikin kamu khawatir. Tapi aku harus pergi Sun" ucap Rama
dengan nada sedih. Air mataku mengalir "kamu mau pergi kemana? apa
alasannya?" aku menangis. "Aku harus pergi dan kamu enggak perlu tahu
alasannya kenapa dan kemana aku pergi, tapi aku minta satu hal sama kamu. Kamu
harus nunggu aku yah Sun" pinta Rama. "Tapi Ram." aku tak mampu
bicara lagi. "Aku enggak akan lama dan aku pasti berjuang untuk kembali
bersama kamu dan kamu harus nunggu aku" itulah permintaan Rama. Dia
memelukku dan mencium keningku. Dan disinilah aku menunggu. Entah sampai kapan
aku harus menunggu hari itu, hari dimana Rama akan kembali.
Karya : Dinda Puspita