Pada suatu hari di suatu perumahan yang
sangat kumuh tinggalah 2 orang sahabat yang sudah bersahabat selama 10 tahun
lamanya. Senang, gembira, duka mereka lalui bersama kedua nya bernama Firdhan
dan Cahyo. Mereka saling berbagi contohnya pada saat mendapatkan sedikit rezeki
cahyo sering kali menraktir Firdhan makan di warteg begitu pun juga sebaliknya.
Untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan nya mereka ber2 bekerja sebagai
pemulung di suatu komplek di dekat tempat tinggal nya. Suatu siang yang panas
nya sangat menyengat mereka sedang memulung di komplek tempat biasa mereka
mulung, pada saat sedang memulung si Firdhan yang telah kelelahan itu melihat sebuah
sepeda motor yang diparkirkan sendiri di pinggir jalan yang sangat sepi,
Firdhan yang langsung berniat untuk mencuri nya, langsung memanggil Cahyo.
Cahyo yang sedang beristirahat di bawah
pohon itu langsung kaget mendangar suara Firdhan yang memanggil namanya.
“yoooo,,, cahyooo,,, kemari cepat...” teriak Firdhan. “ada apa dan?” tanya
Cahyo. “bagaimana kalau kita curi motor itu, lalu kita jual kita akan
mendapatkan uang yang sangat banyak”. “jangann dan, kita kan bukan maling,
nanti kalau ketahuan warga bagaimana!? Belum lagi kalau kita dikroyok warga
bisa mati kita!”. “hmmm yasudahh”. Pada akhirnya firdhan tidak jadi mencuri
motor tersebut karna cahyo yang ketakutan, kemudian mereka melanjutkan
memmulung sampai larut malam. Pada saat itu mereka berdua dalam perjalanan
pulang ke rumah kemudian firdhan pun melihat lagi sebuah motor di tempat yang
sangat sepi, firdhan tidak memberi tahu cahyo lagi kalau dia ingin mencuri
motor tersebut.
Pada saat mereka telah sampai di rumah
mereka pun beristirahat tetapi tidak dengan Cahyo, dia mandi terlebih dahulu,
makan, solat, sedangkan Firdhan asik tidur-tiduran di kasur sambil memikirkan
rencananya nanti malam untuk mencuri motor. Kemudian cahyo menyruruh Firdhan
untuk makan “dhan makan sana lu dari pada gue habisin nih makanan nya?”, “kagak
ah yo lu aja sana abisin makan nya biar kenyang”. Setelah Cahyo makan dengan kenyang akhirnya
cahyo pun ngantuk dan memutuskan untuk tidur duluan. Kemuduan Firdhan berganti
baju memakai jaket dan bergegas untuk pergi ke tempat motor itu berada yang
niat nya untuk dicuri, setelah sampai tujuan Firdhan lalu menyiapkan kunci T
untuk membobol kontak kunci motor yang terkunci itu. Pencurian tersebut
berjalan sesuai rencana, kemudian dia langsung membawa motor hasil curian tadi
ke tempat tersembunyi di dekat rumahnya.
Keesokan harinya Cahyo memutuskan untuk
memulung pagi hari lebih awal karna hari ini adalah hari libur pasti banyak
sampah dan Cahyo mengajak Firdhan yang sedang asik santai sambil ngopi, “ayo
dan kita mulung pasti banyak sampah kan sekarang libur”, “nggak ahh yo nanti
gue nyusul aja...”, “yasudahh kalau begitu....”. Pada saat Cahyo sudah jalan
kemudian Firdhan pun mengambil motor yang tadi dicuri nya untuk dibawa ke
tempat penjualan gelap lalu kemudian di jual dengan harga yang besar.
Pada saat Cahyo sedang asik memulung
sampah di komplek dia melihat orang panik sambil marah-marah. Cahyo pun
bertanya “ ada apa pak???” , “ itu nak semalam kan saya taruh motor saya di
luar rumah karan di dalam sudah penuh, ehh pas besok nya mau saya pakai sudah
hilang”. Cahyo pun langsung berfikiran negatif terhadap firdhan yang kemarin
siang berniat untuk mencuri motor, kemudian Cahyo berlari ke rumah untuk
menanyakan hal itu ke Firdhan. Cahyo menghampiri Firdhan dan menanyakan tentang
pencurian motor. “dhan lo mencuri motor di komplek yang kemarin siang udah lo
incer-incer itu ya??!” , “Hmm tidak yo bukan gue yang mencurinya”,”sudahh
mengaku saja dhan kalau lu yang ngambil motor itu, soalnya gerak gerik lu mencurigakan
banget”,”hmm iya yo gue yang mencuri motor itu”,”terus sekarang mana motor nya!
Balikin ke pemiliknya kasihan dia!”,”sudah gue jual yo motor nya dan hasil
penjualan nya sudah gue pakai buat berjudi supaya kita bisa cepat kaya”,”apaa
lu jual gila lo nanti kalo warga ada yang tau terus melaporkan nya ke polisi lu
bisa dipenjara dhan”,”hmm gapapa lah yo yang penting gua bisa dapet uang yang
banyak dan tolong jangan pernah lu aduin kejadian ini ke polisi ya yo?”,”iya
dhan”. Kemudia Cahyo pun pergi ke warung dekat rumah untuk memikirkannya.
“Kalau gue aduin kasihan juga dia dipenjara, dia kan sahabat gue satu-satunya,
masa iya sih persahabatan gue berakhir sampai disini doang? Hmm tapi gapapa lah
ini semua demi kebaikan Firdhan” Cahyo pun berniat untuk mengadukan kejadian
tersebut ke polisi. Tidak beberapa lama kemudian, Firdhan yang sedang asik
santai-santai di rumahnya lalu di datangi oleh sejumlah anggota polisi dan juga
Cahyo. Firdhan yang melihat polisi sedang mengetuk pintu nya langsung melarikan
diri, polisi yang melihat Firdhan melarikan diri langsung mengejarnya dan
“doorrrr” timah panas dari pistol salah satu anggota polisi menembus paha kiri
Firdhan, Firdhan yang telah terjatuh dan tidak bisa berbuat apa apa pun
langsung disergap oleh polisi kemudian di borgol kedua tangan nya. Sebelum
dimasukkan ke dalam mobil polisi Firdhan memberontak lalu berbicara kepada
Cahyo “lo tega ya yo sama sahabat lu sendiri, mana janji lu yang kata nya kita
akan bersahabat sampai ajal yang memisahkan kita tapi ternyata persahabatan
kita berakhir Cuma sampai disini! Gua pernah mau kenal sama lu lagi! Gua benci
lu! Lu bukan Cahyo yang dulu gue kenal!” kemudian cahyo menjawab “ini semua tuh
demi kebaikan lu yo biar lu jera dan tidak memikirkan kesenangan sendiri,
maafin gue yo kalo gak bisa jadi sahabat yang baik bagi lu”, lalu firdhan hanya
terdiam dan pasrah dengan keadaan. Firdhan pun langsung dimasukkan ke dalam
mobil polisi untuk dilarikan ke kantor polisi untuk di proses. Cahyo yang
sedikit menyesal itu hanya bisa terdiam dan berfikir bahwa kejujuran dan
keadilan itu lebih penting dari segalanya.
Karya : Alfian
Karya : Alfian